بسم الله الرحمن الرحيم

Ada dasawarsa cara membuktikan ketulusan, keikhlasan, ketabahan, kesabaran, ketawaduan, Cindainya rasa kasih dan sayang di dalam magma hati penuh widuri seorang de’ laki sejati…hihihi…????
Senyam senyum seorang diri itu pasti hal yang wajar, tertawa terpingkal sampai hidung berdarah itu juga pasti hal yang wajar toh, iyakan…{tapi biasanya yang seperti ini para gadis” lho..hehe}

Semua berawal dari mata terjun ke hati, inilah syair pepatah kolosal yang sudah sangat teramat fenomenal di belantika romantisme tanah air, yupz…!
Dan ternyata inilah musabab realita mengapa oh mengapa seseorang dengan gelar feodalnya “Syuhada Cinta” bisa terpesona pada tatapan keberapa seolah mabuk asmara karena mata indah si bidadari yang jatuh dari surga….,hahai

Syuhada Cinta bukanlah sekedar fantasi belaka, tapi ianya adalah edukasi khusus hati seorang mujtahid yang penuh dengan gelora ijtihad, agar sepercik senyuman di kala purnama bisa jadi saksi eksklusif sambutan tangan pemberian janji suci.
Bisa jadi sudah aturan main dari Ilahi, bahwa bidadari surga yang diambil dari tulang berserakan sebelah rusuk kiri, perlu azam dan deflansi spesial menemukannya kembali, seperti Nabi Adam a.s yang setia dan terus melangkah mengembara hanya untuk bisa kembali mempersatukan tulang rusuk kirinya yang bersamaan di jatuhkan dari gemerlapnya surga penuh cinta….!

Inilah referensi yang akurat dan tepat untuk Syuhada Cinta membentuk barikade bianglala, menuju seribu pintu hati sang bidadari surgawi. Walau sang bidadari yang nampak seolah ruang hampa kedap udara, namun seberapa sulitpun ombak bahari itu menghunus, bahtera mini ini akan dan harus berlabuh di resort hati sang bidadari dan takakan pernah terlepas lagi.

Sang bidadari mungkin saja belum bisa merasakan ketulusan cinta yang mengalir disetiap darahnya, bidadari masih belum melihat dengan mata indahnya dan belum memandang dengan binocular perasaannya paling dalam, bahwa nun jauh dari istana hatinya, ada yang menerobos dinginnya udara yang membeku, menerjang kerasnya hutan karang, dan menyelimuti hati dari luasnya ekosistem padang ilalang muda….!

Dan seseorang yang masih dan hanya bisa tersenyum keren saja, menjelajahi setiap helai bimasakti, mengarungi gelapnya atmosfer cakrawala nurani sang bidadari. Seseorang itu tak lain ialah Syuhada Cinta, yang entah dekade mana akan terdeteksi dengan detail oleh radar al-mahabbah sang bidadari surgawi, hanya tatapan natural yang masih terniang dalam dilema logika jantung syaraf sang Syuhada. Pernah hambir dehidrasi binaria cinta sang Syuhada Cinta, karena ijtihad Syuhada seperti balada seorang balerina di lengkungan bola cakrabuana mata nan indah bidadari surga….!

Tetapi nebula masih tetap berpijar dengan tenang, karena bukan Syuhada Cinta disebut jika sudah terbit rasa dalam qalbunya, maka tak akan surut asmara itu, sampai biduri terbenam di ufuk jari manis sang bidadari.....!

Dua kata motivasi….tetap semangat………………!
Wahai Syuhada Cinta……!
Billahitaufiq wal hidayah………………..!
Alhamdulillah………………………..!