Meningkatkan Ranah Kognitif dan Afektif Peserta Didik Kelas X SMA X Pada Mata Pelajaran Sejarah Dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Dengan Model PA S A (Pictures and Student Active) 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Peranan pendidikan di Indonesia menjadi prioritas utama, secara jelas di dalam UUD 1945 pada pasal 31 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintah mengusahakan dan penyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang sejarah, sejalan dengan hal tersebut GBHN 1988 dinyatakan peranan pendidikan nasional yang kaitannya dengan sejarah yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras. Selain itu yang perlu digaris bawahi adalah bahwa pendidikan nasional harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air (nasionalisme) dan mempertebal semangat kebangsaan (patriotisme).

Dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional setiap 10 tahun sekali selalu dilakukan penyempurnaan atau revisi kurikulum seperti tahun 1975, 1984, 1994, suplemen 1999, 2004 (berbasis kompetensi) dan saat ini menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP 2006) dimana didalamnya terdapat perubahan materi dalam pembelajaran sejarah
Suatu pernyataan yang sangat fenomenal dari Presiden Sukarno bahwa ”bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai sejarah perjuangan bangsanya”. Ungkapan yang begitu bijaksana apabila dikaji secara mendalam mengandung pengertian Verstehen dan Erleben ( Kartodirjo, 1993) yaitu menyelami dalam membuka tabir kebenaran masa silam. Jastifikasi sejarah dalam perjalanan suatu bangsa dengan sendirinya akan membentuk karakter dan kepribadian yang sesuai dengan jiwa jaman tersebut.



Barangkali sejak kita berada di bangku SD pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang membosankan, pada masa itu kita akan bertanya, mengapa kita belajar sejarah? Mengapa kita harus mempelajari masa lalu? Bahkan sampai pernyataan ekstrim yaitu apa gunanya kita belajar sejarah? masa lampau yang sudah lewat tidak perlu diteliti atau dipelajari.
Perlu diuraikan kendala-kendala umum dalam pembelajaran sejarah yaitu; (1) doktrin patent pembelajaran sejarah sejak kita di bangku SD sampai dengan SMA tidak terlepas dari 4 W + 1 H ( why, when, where, who dan how) (2) materi masa lampau yang sangat luas meliputi seluruh aspek kehidupan penting manusia di dunia (3) metode pembelajaran cenderung didominasi oleh ceramah (4) ketidakseimbangan jumlah jam tatap muka dengan materi yang ada (5) kurikulum yang selalu berubah-ubah (6) siswa kurang berminat membaca cerita sejarah (7) tidak memadainya sumber-sumber tertulis maupun tidak tertulis (8) sejarah adalah ilmu sosial selalu dipandang sebelah mata sebagai mata pelajaran kelas dua setelah eksakta
Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran sejarah dalam hal ini siswa SMA ABC salah satunya dilatarbelakangi oleh faktor kurang kreatifnya guru, juga tidak tersedianya sarana dan prasarana pendukung. Dari data evaluasi hasil ulangan semester dan ujian blok semester I pada mata pelajaran sejarah standar ketuntasan adalah 70 kelas X, kurang lebih 27.5% tidak tuntas ( Σ : 220 siswa ), kelas XI 30.5 % tidak tuntas ( Σ : 230 siswa ) kelas XII 36.2% tuntas ( Σ : 223 siswa ) ini berdampak pada kontinuitas kualitas belajar siswa di SMA ABC.
Kurikulum terbaru 2006 memberikan strategi kepada pengajar bagaimana supaya siswa lebih giat memacu dirinya lebih kreatif dan inovatif, begitu pula pendekatan yang dilakukan dalam strategi belajar mengajar sehingga hasil belajar siswa ranah kognitif, dan afektif dapat sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Dalam pengajaran sejarah siswa harus dapat membangun pemikiran yang kritis analisis dari interpretasi kebenaran fakta dan data secara benar baik pada ranah kognitif, maupun afektif ( Hariyono, 1998)

Pada masa berlakunya kurikulum tahun 1984-an yang pada waktu itu menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nugroho Notosusanto pernah dicoba mata pelajaran baru cabang sejarah yang lebih menekankan aspek kognitif dan afektif yaitu PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa) namun dihapus pada suplemen kurikulum 1994. Sebagian orang mengatakan pembelajaran sejarah cenderung hanya ingatan, dan hafalan, guru selalu mengidolakan metode ceramah sebab bercerita lebih tepat untuk kajian masa lalu. Pada prinsipnya guru-guru sejarah kesulitan menentukan formula (teknik, metode, dan pendekatan) yang sesuai untuk materi tertentu.
Secara umum dimanapun pembelajaran sejarah hanya bersumber pada buku paket untuk dibaca atau LKS untuk dikerjakan secara naratif tanpa diberikan bukti konkrit visual berupa gambar, foto, dan peta. Sehingga pemahaman sejarah hanya sebatas ingatan tanpa bisa menyelami peristiwanya; sebagai contoh pada tahun 1944 Jepang melakukan praktek romusya terhadap rakyat Indonesia, siswa hanya memahami bahwa romusya adalah kerja paksa tetapi tidak mengetahui bentuk kerja paksa yang bagaimana?, seperti apa paksaan itu? Pemahaman ini menjadi bias jika tidak ada visualisasi, siswa hanya menjadi imajiner-founding (Notosusanto, 1985).
Keadaan di atas akan membawa dampak yang tidak menguntungkan dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran sejarah dan semestinya dicarikan pemecahan alternatif yang paling efektif dan efisien atau solusi sebagai pelaksanaan perbaikan metode atau pendekatan pembelajaran beserta teknik dan bentuk yang sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Dalam rangka peningkatan hasil belajar sejarah dengan pendekatan pembelajaran efektif, efisien dan terpadu disesuaikan dengan proses dan kemampuan siswa diantaranya dengan mengadopsi model Picture to Picture dan Examples on Examples namun peneliti mencoba untuk menampilkan model pembelajaran dengan gaya Pictures and Student Active (PaSA) On Board Stories and Pictures Stories.


Dalam pendekatan pembelajaran CTL metode Pictures and Student Active diharapkan siswa dapat menkonstruk secara kognitif, dan afektif dengan daya kreasi serta menganalisis secara kritis terhadap visualisasi. Konsep utama dari Picture and Student Active adalah Know How to Know (mengetahui bagaimana harus mengetahui) Dengan demikian muncul suatu pernyataan bahwa “Siswa akan lebih mudah memahami gambar peristiwa sejarah daripada membaca, tetapi tanpa membaca akan sulit untuk mendeskripsikan gambar” Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

B. Rumusan Masalah
1. Apakah penggunaan metode Pictures and Student Active dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif?
2. Apakah penggunaan metode Pictures and Student Active dapat meningkatkan hasil belajar ranah afektif?
3. Bagaimakah minat siswa terhadap metode Pictures and Student Active !
4. Bagaimanakah hasil belajar siswa terhadap uji kemampuan pemahaman analitis visualisasi (gambar-gambar)

C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan mencari gambaran yang sekaligus menjawab permasalahan penelitian dengan paparan deskripsi tentang :
1.Peningkatan hasil belajar ranah kognitif
2.Peningkatan hasil belajar ranah afektif
3.Minat siswa terhadap metode Pictures and Student Active
4.Hasil belajar siswa terhadap uji kemampuan pemahaman analitis visualisasi (gambar-gambar)



Dari tujuan penelitan di atas, maka manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

D. Manfaat penelitian
1. Bagi siswa :
Membantu siswa mencapai kompentensi diri dalam menuntaskan materi pembelajaran sejarah
Membantu siswa meningkatkan hasil belajar ranah kognitif, afektif dalam pembelajaran sejarah
Membantu siswa memahami konsep, kejadian, peristiwa, fakta, data dan interprestasi serta kebenaran sejarah lewat gambar-gambar
Konstruktif dalam menelaah eksistensi masa lalu, menghargai perjuangan dan hasil kebudayaan masa lampau lewat visualisasi.
Membangun keberanian mengungkapkan fakta sejarah, kritis pada setiap peristiwa masa lampau
2. Bagi Guru :
Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang penelitan tindakan kelas
Mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan secara komprehensif dengan berbagai pendekatan dan penilaian
Memotivasi untuk selalu exsplorasi dalam teknik, metode dan model pembelajaran yang kreatif serta inovatif dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa

E. Hipotesis Tindakan
Proses dan hasil belajar sejarah akan meningkatkan ranah kognitif dan afektif peserta didik kelas X-6 ABC UM melalui pendekatan CTL dengan model PaSA (Pictures and Student Active) pada konsep masyarakat pra sejarah Indonesia


F. Ruang Lingkup Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan pada kelas X-6 yaitu konsep pembelajaran visual dengan materi masyarakat prasejarah Indonesia.
2. Aspek yang diteliti adalah kemampuan ranah kognitif dan afektif visualisasi gambar prasejarah, membuat kreasi cerita bergambar serta tahap kritis analitis guna meningkatkan ranah kognitif dan afektif dari hasil belajar berupa LKS dengan gambar, ulangan harian, post tes, tugas individu serta kerjasama kelompok selama proses pembelajaran
3. Strategi yang dipergunakan adalah model PaSA (Pictures and Student Active) On Board Stories and Pictures Stories
Dalam dunia pendidikan banyak sekali inovasi yang dilakukan tak terkecuali dalam pembelajaran, karena pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengoptimalkan potensi siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu perlu adanya perrencanaan yang matang, dalam perencanaan ini terdapat pendekatan pembelajaran yang meliputi strategi, metode dan teknik pembelajaran. Pendekatan pembelajaran ini harus dailakukan pembaharuan agar sesuai dengan perkembangan zaman.
Strategi pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang telah dirancang guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien yang dilakukan oleh guru dan siswa. Macam-macam strategi pembelajaran meliputi: Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE), Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI), Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) , Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK), Stategi Pembelajaran Kontekstual (CTL), Srategi Pembelajaran Afektif, Strategi Pembelajaran Kreatif Produk, Strategi Pembelajaran Inkuiri ktif , Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek, Strategi Pembelajaran Kuantum, Strategi Pembelajaran Siklus, Srategi Pembelajaran Berbasis Komputer dan Berbasis Elektronik (E-Learning), Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB).
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Macam-macam metode pembelajaran meliputi: Metode Ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode Diskusi, Metode Kerja Kelompok, Metode Pemberian Tugas, Metode Demonstrasi, Metode Ceramah Plus, Metode Eksperimen, Metode Simulasi, Metode Examples non Examples, Metode Karya Wisata.
Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik, misalnya penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Macam-maccam teknik pembelajaran meliputi teknik syarahan, Teknik perbincangan, Teknik projek, Teknik penyelesaian masalah, Teknik dapatan, Teknik permainan, Teknik kooperatif .
Dari ketiga pendekatan pembelajaran itu harus saling berkesinambungan dan terus dilakukan pembaharuan-pembaharuan agar tujuan dari pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Selain itu dalam pelaksanaan strategi, metode dan teknik pembelajaran guru harus menyesuaikan dengan kondisi kelas dan siswa.
A.Model Examples Non Examples
Contoh dapat dari Kasus/Gambar yang Relevan dengan Kompetensi Dasar
Langkah-langkah :
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/In Focus
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
f. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
g. Kesimpulan

B.Picture And Picture
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Menyajikan materi sebagai pengantar
c. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
d. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
f. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
g. Kesimpulan/rangkuman

C.Numbered Heads Tofether
Langkah-langkah :
a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
f. Kesimpulan

D.Cooperative Script
Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
a. Guru membagi siswa untuk berpasangan
b. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar : (a) Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap; (b) Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
f. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan guru
g. Penutup

E.Kepala Bernomor Struktur
Langkah-langkah :
a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
b. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai. Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya
c. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
d. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
e. Kesimpulan

F.Student Teams-Achievement Divisions (Stad)/Tim Siswa Kelompok Prestasi
Langkah-langkah :
a. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
b. Guru menyajikan pelajaran
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
e. Memberi evaluasi
f. Kesimpulan

G.Jigsaw (Model Tim Ahli)
Langkah-langkah :
a. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
e. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
g. Guru memberi evaluasi
h. Penutup

H.Problem Based Introductuon (PBI)/(Pembelajaran Berdasarkan Masalah)
Langkah-langkah :
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
c. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
d. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
e. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

I.Artikulasi
Langkah-langkah :
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
c. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
d. Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
e. Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
f. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
g. Kesimpulan/penutup

J.Mind Mapping
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
c. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
d. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
e. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
f. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru

K.Make - A Match (Mencari Pasangan) (Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah :
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
d. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
g. Demikian seterusnya
h. Kesimpulan/penutup

L.Think Pair And Share (Frank Lyman, 1985)
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
b. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
c. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
e. Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa
f. Guru memberi kesimpulan
g. Penutup

M. Debat
Langkah-langkah :
a. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra
b. Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
c. Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
d. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
e. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
f. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.