14 Januari 2012 pukul 16:42




CINTA KATAKANLAH KITA BERPISAH

  • setelah sekian lama perasaan ini tidak tercurahkan, seakan tumpah dan terbuang dengan percuma. Kini ingin rasa hati hilangkan semua fatamorgana yang telah membekukan diri. namun mengapa setiap cinta itu hadir di pelupuk mata, ia membuat bendungan tinggi mencapai cakrawala hati yang sanggup menahan tumpahan perasaan yang tiada tercurahkan. Sehingga semakin menumpuk sajalah  curahan hati penuh cinta itu. sungguh tiada sanggup qalbu ini bila tetap begini, haruskah ku relakan hati ini menjerit dengan perlakuan ketidak adilan kata yang akan ku ucap, CINTA KATAKANLAH KITA BERPISAH.

Khusnudzon lah kawan, cinta yang sudah ada dalam hati setiap manusia, akan tetap cinta namanya, walau cinta itu akan mengiris hati dengan tajamnya. Masih tetap cinta namanya yang telah menjadikan diri ini tuna netra, dan akan selalu cinta namanya yang sanggup mencabik-cabik perasaan ceria menjadi gelapnya dunia. Apalah daya seorang pejuang cinta, bila cinta itu menusuk-nusuk jantung sipejuang dari dalam qalbu dengan bengisnya.

Sudah banyak mata ini memandang, cinta yang datang dan bertahan melewati hitungan bulan, cinta yang terikat walau berjarak ribuan mil karang, cinta dengan kesetiaan dua insan. Lantas apa yang menjadi pangkal salah cinta-cinta itu, kenapa hitungan bulan dengan jarak ribuan mil bahkan kesetiaan dua insan seolah sirna tanpa sepatah kata yang dapat menjelaskannya dengan serasional mungkin….hhmmm.

Sebenarnya semua manusia tiada satupun yang mau, bilamana sudah ada ikatan cinta dalam qalbunya, harus sirna dan hilang tertelan rasa benci serta amarah yang mencapai puncak gunung everest, bahkan bisa melebihi itu, nah lantas mengapa setiap orang yang sudah memiliki cinta, bila sudah ada saja sayatan kecil di hati, sebegitu mudah, sebegitu gampang, sebegitu gitunya logika itu berkata, udah bosan, udah ga cocok, udahan aja, udah muak, udah capek, dan lantas “CINTA KATAKANLAH KITA BERPISAH”, apakah logika itu sudah terlalu banyak partikel debu yang menempel sehingga menungkapkan kata yang asal-asalan dan ceplas ceplos begitu. Tidak bisakah logika itu lebih jernih dalam mengungkapkan kata-kata indah untuk di dengar qalbu yang meletus sejak tragedi hati terjadi.

Dan kalaulah seandainya tidak bisa, harus kah dengan mudahnya tercetus kalimat maha dahsyat itu, yang membuat perut menjadi pilu, hati menjadi nyilu, tenggorokan jadi mengadu, dan membuat raga terbawa awan mengambang-ngambang di langit-langit kelabu. Sebenarnya setiap manusia yang sudah terpatri cinta dalam hatinya sadar betul akan hal lumrah itu, namun mengapa tetap saja, seolah lupa dan sengaja bahkan melupakan cinta itu untuk sesaat. Dan pabila sudah ingat, terdengarlah sajak dan syair melodi yang merdu menderu-deru “ penyesalan sudah pasti datangnya belakangan”, ya lantas kejadianlah apa boleh baut bila mur ga ada. Hmmm….

Sebenarnya cinta itu tidak pernah membuat sakit, kalau mempertahankan cinta itulah yang bikin sakit, sama dengan juara itu mudah, mempertahankannya yang sulit. Andai saja setiap pemilik cinta mau untuk tidak membawa dekat-dekat rasa benci dan amarah kedalam gerombolan cinta di qalbu nya, pasti tiada akan terjadi logika berdebu pembuat sesak nafas beraksi merusak cinta yang seharusnya indah, cinta yang seharusnya jadi penerang, cinta yang seharusnya benar-benar cinta. Memang dibutuhkan sikap dan pemikiran dewasa untuk melakukan hal yang paling mudah tapi sulit ini.

Seaindainya kemungkinan terburuk “CINTA KATAKANLAH KITA BERPISAH” benar-benar terjadi, tetaplah tegar penuh pendirian, dengan tekat membara, dan ingatlah untuk tidak sekalipun mendekatkan benci dan amarah kedalam gerombolan cinta di qalbu mu, karena sebenarnya benci dan amarah itulah yang merusak logika, bukan cinta, cinta itu tidak pernah salah, dan jangan pernah sekalipun menyalahkan cinta. Karena cinta adalah fitrah yang diletakkan tuhan di qalbu setiap insan, ingatlah dan jangan sampai pernah lupa.

CINTA KATAKANLAH KITA BERPISAH, sudah seharusnya di ungkapkan untuk benar-benar berpisah dari si benci dan si amarah, jangan biarkan seujung kukupun mereka mendekati cinta di qalbu mu, biarlah cinta seutuhnya tetap alami, karena cinta sangat agresif dan sensitif, tanpa ada provokasi dan distorsi dari benci dan amarah. CINTA KATAKANLAH KITA BERPISAH sudah saatnya di sampaikan untuk menyadarkan parasit benci dan amarah, bahwa benteng cinta itu tetap kokoh walau di tinggal pejuang cintanya, tidak perlu ada benci dan amarah yang menjaga cinta, karena yakinlah bahwa benteng cinta itu hanya untuk pejuang cinta. Walupun benteng cinta itu akan roboh di makan usia, pasti dan yakinlah pejuang cinta akan segera membangun kembali  benteng cintanya, dengan lebih kokoh dan lebih indah dari pelangi yang penuh warna…..hhmmmm

Segeralah wahai para pemilik cinta, untuk segenap percaya dan yakin pada cinta, bahwa cinta itu tidak pernah salah, diri sendirilah bersama benci dan amarah yang selalu membuat ujung hingga pangkal dari masalah-masalah itu. Ingat kembali bahwa cinta itu adalah fitrah…cinta adalah fitrah dari Yang Maha Kuasa, dan ungkapan “CINTA KATAKANLAH KITA BERPISAH” bukan untuk dijadikan tangis satu tahun suntuk, tapi untuk mengusir racun benci dan amarah dari qalbu tempat bersemayamnya cinta agresif dan sensitif itu…..,

Wassalam..menantikan seri berikutnya, trimz ^_^