Bank Indonesia (BI) bersama pemerintah mengusulkan pembentukan Undang-Undang redenominasi atau pengurangan angka nol dalam mata uang.
Sejatinya Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Redenominasi alias penghilangan tiga angka nol dalam pecahan uang akan dibahas pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada masa sidang terakhir ini.
RUU Redenominasi ini merupakan inisiatif pemerintah untuk menyederhanakan angka, dan bukan pemotongan nilai uang yang ada, apabila nanti RUU tersebut disetujui oleh DPR RI, maka setidaknya Indonesia membutuhkan waktu transisi minimal selama enam tahun.
Apa sih redenominasi Rupiah? Maksudnya adalah penyederhanaan nilai mata uang atau dengan kata lain pengurangan nilai mata uang, akan tetapi tidak mengurangi nilai tukar dari pada mata uang yang dikurangi tersebut.
Sebagai contohnya, nilai mata uang Rp. 10.000 (sepuluh ribu) akan menjadi Rp. 10 (sepuluh) Rupiah saja. Intinya nilai mata uang sekarang dikurangi tiga digit nominal. Sekarang tinggal bagaimana sosialisasi dan realisasinya. Kalau jadi tentu kita akan seperti negara Turki yang sudah lebih dulu pernah meredenominasi mata uang Liranya.

berikut contoh uang hasil redenominasi ^_^




1.    1. Sepuluh hari pertama bulan merupakan waktu yang mulia dan barakah
وَٱلۡفَجۡرِ ١  وَلَيَالٍ عَشۡرٖ ٢
Demi fajar dan malam yang sepuluh (QS.Al-Fajr:1-2)
“wa layaalin ‘asr (dan malam yang sepuluh)” kata Imam at Thabarani dalam tafsirnya “adalah dalam malam-malam sepuluh dzulhijjah berdasarkan kesepakatan hujjah dari ahli tafsir”.
2.    2. Amal pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah paling dicintai Allah SWT
“tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan dzulhijjah)”, para sahabat bertanya : “tidak pula jihad dijalan Allah?” Nabi Shalallahu alaihi wasallam menjawab : “tidak pula jihad dijalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).
3.    3. Haji dilakukan dalam waktu itu
4.    4. Di dalamnya ada hari Arafah
Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab “puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya” (HR.Muslim).
5.    5. Pahala amal di hari-hari itu dilipat gandakan
Tidak ada hari yang lebih disukai Allah SWT untuk digunakan beribadah sebagaimana halnya hari-hari sepuluh dzulhijjah. Berpuasa siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan sholat pada malam harinya sama nilainya dengan mengerjakan sholat pada malam lailatul qadar. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqi).
Tentu saja ada pengecualian untuk puasa pada tanggal 10 dzulhijjah karena pada hari itu diharamkan berpuasa.
6.    6. Keistimewaan membaca tahlil, takbir dan tahmid
Tida ada hari-hari yang dianggap lebih agung oleh Allah SWT dan lebih disukai untuk digunakan sebagai tempat beramal sebagaimana hari pertama hingga kesepuluh dzulhijjah. Karenanya perbanyaklah pada hari-hari itu bacaan tahlil, takbir, dan tahmid. (HR. Ahmad).
7.    7. Didalamnya ada Idul Adha
8. 8. Didalamnya disyariatkan ibadah udhiyah (berkurban), yang dimulai pada tanggal 10 Dzulhijjah
9.    9. Disyariatkan takbir Muthlaq
Ibnu Taimiyah dalam majmu’ fatawa menjelaskan “hendaklah takbir dilalukan mulai dari waktu fajar hari Arafah sampai akhir hari Tasyriq (tanggal 11,12,13 dzulhijjah), dilakukan setiap selesai mengerjakan sholat, dan disyariatkan bagi setiap orang untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika keluar untuk sholat Id”. Ini merupakan kesepakatan para imam yang empat.
1   10. Berkumpulnya induk-induk ibadah
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani berkata “ tampaknya sebab yang menjadikan istimewanya sepuluh hari pertama dzulhijjah adalah karena padanya terkumpul ibadah-ibadah induk (besar), yaitu sholat, puasa, sedekah dan haji, yang semuanya ini terdapat pada hari-hari yang lain.



Setiap orang tua akan merasa senang, bahagia jika anak nya tersayang lulus Sekolah Menengah Atas terlebih lagi bisa masuk Perguruan Tinggi Negeri, menjadi mahasiswa.
Kemudian setiap mahasiswa akan senang jika kampus yang ia masuki benar-benar nyaman untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, walaupun banyak ketidak tahuan dari mahasiswa itu sendiri atau tidak perduli sama sekali mengenai jurusan yang telah ia masuki, apakah jika sudah menjadi mahasiswa maka sudah tinggal datang masuk ruangan kuliah, selesai kuliah ngerjain tugas di perpus lalu pulang kekediaman masing-masing. Mungkin satu hal yang luput adalah jika ia lulus menjadi sarjana menuju lapangan pekerjaan, apakah itu membuka lapangan pekerjaan atau memasuki perusahaan bahkan mendaftar ke instansi pemerintah (PNS).
Keluputan dari para rekan mahasiswa itu tak lain adalah jurusan nya sendiri, apakah jurusan yang ia masuki itu terakreditasi, kalau PTN tentu harus terakreditasi, masalahnya adalah apakah akreditasi itu A atau B, jika akreditasi jurusan PTN itu C memang sangat disayangkan, sangat tidak membantu out put dari kampus tersebut untuk setidaknya mendapat nilai plus di dunia lapangan pekerjaan yang kejam.
Sebenarnya wajar jika akreditasi jurusan di PTN itu C kalau baru saja buka, akan sangat disayangkan dan mengecewakan jika jurusan itu sudah lama dan sudah banyak meluluskan sarjana masih saja tetap C, apa kendala hingga akreditasi jurusan itu tidak bisa bonafit menjadi A atau pinomat B.
Sebelum pada malas membaca catatan ini langsung saja kita simak hal berikut, semoga pembaca mengerti dengan sendiri hati dan logika nya ^_^


sangat bahagia kalau menuliskan akreditasi A atau B, ini kosong.




Hasil dari dikti menunjukkan akreditasi “C”
 







Dicari lagi ke yang lain masih tetap “C”








Di cek lagi karena kurang yakin ternyata masih tetap “C”
 







Merasa belum puas, melirik ke web kampus nyaman, dan asri ^_^
Maka hasilnya ketika mengklik akreditasi.....!

Hahahaha...tidak bisa di akses, sampai lebih sepuluh kali mencoba...ada apa ini, tidak mungkin kampus nyaman dan asri malu memuat akreditasi BAN PT DIKTI PTAI kan......????
Semoga di mengerti ^_^
Keep smile